Langsung ke konten utama

Polres Ngawi Amankan Tiga Pengedar Uang Palsu

JawaPos.com–Satuan Reskrim Polres Ngawi, Jawa Timur, menangkap tiga orang tersangka kelompok pengedar uang palsu di wilayah Kabupaten Ngawi yang meresahkan warga.

Kepala Satuan Reskrim Polres Ngawi AKP I Gusti Agung Ananta Pratama mengatakan, mereka adalah Sumarji, Sarkam, dan Sumardi. Nama yang terakhir merupakan pensiunan PNS sekaligus mantan kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Madiun.

”Selain ketiga tersangka, Kami juga menyita barang bukti berupa motor, mobil, dan uang palsu senilai Rp 546,1 juta,” ujar Pratama seperti dilansir dari Antara di Ngawi, Rabu (30/9).

Menurut dia, ketiga orang itu ditangkap setelah pihaknya menerima laporan dari seorang korban. Polisi kini juga sedang mengejar AT yang diduga menjadi otak dari komplotan peredaran uang palsu itu.

Berdasar pengakuan tersangka, AT yang kini masih buron, diduga menyerahkan upal senilai Rp 1 miliar kepada Sumarji. Dari jumlah itu, uang palsu sebanyak Rp 100 juta diserahkan kepada Sumardi dan uang palsu Rp 400 juta untuk Suwandi, tersangka lain yang berhasil dibekuk petugas Satreskrim Polrestabes Surabaya.

”Setelah diedarkan, masing-masing wajib menyetorkan hasilnya 30 persen ke tersangka AT,” terang Pratama.

Polisi juga menjelaskan peran Sarkam. Pria itu diduga membantu Sumardi mengedarkan uang palsu di Kabupaten Ngawi. Modusnya transfer uang palsu itu ke salah satu agen BRI Link di Desa Babadan, Kecamatan Pangkur, Kabupaten Ngawi. ”Tersangka Sarkam terbukti melakukan empat kali transfer dengan nilai Rp 44,5 juta,” kata Pratama.

Lebih lanjut Pratama mengatakan, uang palsu yang diedarkan komplotan AT saat diamati 80 persen mirip asli. Secara kasatmata, uang palsu itu juga memunculkan gambar pahlawan ketika diterawang. Uang palsu itu juga terasa kasar saat diraba. Namun, saat diperiksa menggunakan sinar UV tidak muncul garis putus-putusnya.

Polisi meminta masyarakat berhati-hati. Sebab, sudah ada sebagian yang terlanjur beredar ke pasaran. Jika ada yang menemukan uang palsu segera lapor ke polisi.

”Kami terus berkoordinasi dengan Polrestabes Surabaya maupun Polda Jawa Timur untuk mengungkap kasus tersebut,” tutur Pratama.

Sementara itu, Sumardi mengaku terpaksa ikut mengedarkan uang palsu karena kepepet memiliki pinjaman sebesar Rp 1 miliar. Pria yang pada 2013 juga mencalonkan diri sebagai bupati Madiun itu menyebut, dari uang palsu Rp 100 juta yang diedarkannya, Dia dijanjikan keuntungan 70 persen atau Rp 70 juta. ”Kalau berhasil mengedarkan uang palsu, yang disetorkan ke sana (tersangka utama) hanya 30 persen, makanya saya tertarik,” kata Sumardi.

Sumardi mengaku memiliki pinjaman mencapai Rp 1 miliar setelah gagal terpilih sebagai kepala daerah tujuh tahun lalu. Dia kini hanya mengandalkan penghasilan dari pensiunan PNS. Dia menyesal telah melakukan tindakan kriminal itu.

Saksikan video menarik berikut ini:

Sumber : https://ift.tt/2GtdDXh

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendaftar Membludak, Prodi Pendidikan Dokter Masih Menjadi Favorit

JawaPos.com – Calon mahasiswa yang tidak diterima dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 mengalihkan pilihannya untuk belajar ke kampus swasta. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendaftar di perguruan tinggi swasta (PTS) dibanyak tempat. Seperti yang terjadi di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Sejak minggu lalu, antrian pendaftar yang ingin masuk kampus yang berada di Jalan Sutorejo 59 cukup banyak. Mereka rata-rata adalah calon mahasiswa yang gagal lolos di jalur SBMPTN. Kepala Lembaga Informasi dan Penerimaan Mahasiswa Baru (LIPMB) UM Surabaya Radius Setiyawan mengungkapkan setelah pengumuman jalur SBMPTN, jumlah pendaftar semakin tinggi. Hal tersebut membuat layanan penerimaan calon mahasiswa baru dalam 1 bulan kedepan akan buka setiap hari. Dari pukul 09.00 pagi sampai 15.00 sore. Pendaftaran bisa dilakukan dari rumah maupun langsung datang ke kampus. “Terhitung dari minggu lalu setelah pengumuman SBMPTN terjadi peningkatan pendaftar 5 ...

FOTO: Voli Putri Indonesia Takluk dari Vietnam

Pevoli putri Indonesia berusaha mengembalikan bola saat bertanding melawan Vitenam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Vietnam berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Indonesia pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia Amalia Fajrina Nabila melepas bola ke tim voli Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com...

Bohemian Rhapsody, Kesepian Kronis Freddie Mercury

Liputan6.com, Jakarta Bohemian Rhapsody , salah satu lagu ikonis dalam industri musik, ternyata awalnya tidak disambut dengan hangat. Pihak label merasa lagu yang berdurasi enam menit ini, terlalu panjang untuk dijadikan sebuah single utama. Queen yang mencipatakan lagu eksperimental ini dengan sepenuh jiwa, memberontak. Freddie Mercury (Rami Malek) dkk telah mengambil keputusan bahwa Bohemian Rhapsody akan menjadi single utama album baru mereka, A Night at the Opera . Tak ada tawar menawar, ini adalah keputusan absolut. Queen lantas keluar dari label, dan berusaha mempromosikan lagu ini sendiri. Hanya saja, para pengamat musik merasa satu suara tentang lagu ini. Bohemian Rhapsody dinilai merupakan lagu yang kacau dan berantakan. Nyatanya, lagu ini menjadi hit, dan popularitasnya meroket. Kepingan sejarah perjalanan Queen ini, diselipkan dalam film Bohemian Rhapsody . Mulai dari saat mereka masih menyandang nama ‘Smile’ dan bermain di klub kecil, hingga penampilan akbar mereka di...