Langsung ke konten utama

Lawan Virus Korona, Dokter di India Hanya Dibekali Jas Hujan dan Helm

JawaPos.com – Bertambahnya kasus positif virus Korona di India membuat tim medis kekurangan alat perlindungan diri (APD) dalam menangani pasien. Hal itu memaksa sejumlah dokter menggunakan jas hujan dan helm motor saat bekerja. Itu indikasi lemahnya sistem kesehatan masyarakat di India jelang antisipasi lonjakan kasus Covid-19.

Perdana Menteri India, Narendra Modi pada Senin (30/3) mengatakan bahwa India sedang berupaya mendapatkan dalam jumlah besar peralatan APD secara domestik dan dari Korea Selatan serta Tiongkok.

Namun, puluhan dokter di garda depan mengatakan kepada Reuters bahwa mereka khawatir tanpa masker dan alat pelindung yang tepat dapat menjadikan mereka sebagai pembawa virus. Saat ini, India melaporkan 1.397 kasus dengan 35 kematian per Selasa (31/3).

Menurut perkiraan, lebih dari 100.000 orang dapat terinfeksi hingga pertengahan Mei. Hal itu membuat sistem kesehatan di India dan dokter yang jumlahnya langka di bawah tekanan yang berat.

Di kota timur Kolkata, dokter muda di fasilitas utama perawatan Covid-19, Rumah Sakit Penyakit Menular Beleghata, pekan lalu dibekali jas hujan plastik untuk memeriksa pasien. “Kami tidak akan bekerja dengan mengorbankan nyawa kami,” ucap salah satu dokter yang menolak disebutkan namanya. Pengawas medis rumah sakit yang bertanggung jawab, Dr Asis Manna, menolak berkomentar.

Di negara bagian Haryana dekat New Delhi, Dr Sandeep Garg dari Rumah Sakit ESI menuturkan, dirinya selama ini menggunakan helm motor lantaran tidak memiliki masker N95, yang memberikan perlindungan signifikan terhadap partikel virus. “Saya menggunakan helm karena dapat menutupi wajah saya sehingga menambah lapisan lagi di atas masker bedah,” kata Garg.

Nasib para dokter dalam pandemi virus Korona menyoroti sistem kesehatan masyarakat yang bobrok dan melebihi kapasitas. Selama bertahun-tahun India kekurangan dana maupun perbaikan. India menganggarkan sekitar 1,3 persen dari GDP untuk kesehatan publik, terendah di dunia.

Bahkan, di rumah sakit pemerintah di kota Rohtak, Haryana, sejumlah dokter senior menolak untuk merawat pasien, kecuali mereka mendapat peralatan keselamatan yang memadai.

Para dokter juga mengumpulkan dana untuk Covid-19. Setiap dokter menyumbang 1.000 rupe untuk membeli masker dan penutup wajah lainnya. “Semua orang takut,” katanya. Tak ada satupun yang ingin bekerja tanpa perlindungan,” jelas seorang dokter.

Sumber : https://ift.tt/3bBPBDK

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendaftar Membludak, Prodi Pendidikan Dokter Masih Menjadi Favorit

JawaPos.com – Calon mahasiswa yang tidak diterima dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 mengalihkan pilihannya untuk belajar ke kampus swasta. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendaftar di perguruan tinggi swasta (PTS) dibanyak tempat. Seperti yang terjadi di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Sejak minggu lalu, antrian pendaftar yang ingin masuk kampus yang berada di Jalan Sutorejo 59 cukup banyak. Mereka rata-rata adalah calon mahasiswa yang gagal lolos di jalur SBMPTN. Kepala Lembaga Informasi dan Penerimaan Mahasiswa Baru (LIPMB) UM Surabaya Radius Setiyawan mengungkapkan setelah pengumuman jalur SBMPTN, jumlah pendaftar semakin tinggi. Hal tersebut membuat layanan penerimaan calon mahasiswa baru dalam 1 bulan kedepan akan buka setiap hari. Dari pukul 09.00 pagi sampai 15.00 sore. Pendaftaran bisa dilakukan dari rumah maupun langsung datang ke kampus. “Terhitung dari minggu lalu setelah pengumuman SBMPTN terjadi peningkatan pendaftar 5 ...

FOTO: Voli Putri Indonesia Takluk dari Vietnam

Pevoli putri Indonesia berusaha mengembalikan bola saat bertanding melawan Vitenam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Vietnam berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Indonesia pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia Amalia Fajrina Nabila melepas bola ke tim voli Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com...

Bohemian Rhapsody, Kesepian Kronis Freddie Mercury

Liputan6.com, Jakarta Bohemian Rhapsody , salah satu lagu ikonis dalam industri musik, ternyata awalnya tidak disambut dengan hangat. Pihak label merasa lagu yang berdurasi enam menit ini, terlalu panjang untuk dijadikan sebuah single utama. Queen yang mencipatakan lagu eksperimental ini dengan sepenuh jiwa, memberontak. Freddie Mercury (Rami Malek) dkk telah mengambil keputusan bahwa Bohemian Rhapsody akan menjadi single utama album baru mereka, A Night at the Opera . Tak ada tawar menawar, ini adalah keputusan absolut. Queen lantas keluar dari label, dan berusaha mempromosikan lagu ini sendiri. Hanya saja, para pengamat musik merasa satu suara tentang lagu ini. Bohemian Rhapsody dinilai merupakan lagu yang kacau dan berantakan. Nyatanya, lagu ini menjadi hit, dan popularitasnya meroket. Kepingan sejarah perjalanan Queen ini, diselipkan dalam film Bohemian Rhapsody . Mulai dari saat mereka masih menyandang nama ‘Smile’ dan bermain di klub kecil, hingga penampilan akbar mereka di...