Langsung ke konten utama

3 Negara Maju Ragu Indonesia Siap Melawan Virus Corona

Liputan6.com, Jakarta - Tiga negara maju, Australia, Kanada, dan Amerika Serikat (AS), tidak seratus persen yakin bahwa Indonesia siap melawan Virus Corona (COVID-19). Diplomat-diplomat negara tersebut ternyata sudah saling berbicara terkait kesiapan Indonesia. 

Berdasarkan laporan Sydney Morning Herald, Sabtu (29/2/2020), ketiga negara itu ternyata kompak meminta otoritas kesehatan Indonesia untuk lebih siap melawan Virus Corona.  

Para diplomat juga kompak berpesan agar pemerintah Indonesia lebih aktif melakukan pengujian untuk mendeteksi Virus Corona.

Poin lainnya adalah menjelaskan bahwa "banyak rumah sakit di Indonesia yang punya perlengkapan perlindungan diri yang mumpuni, tidak cukup memiliki kamar isolasi, kurangnya kemampuan transportasi spesimen."

Transportasi spesimen yang dimaksud berkaitan dengan spesimen yang diuji untuk Virus Corona kemungkinan tak disimpan dengan layak.

Mantan Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan juga dilaporkan sempat berbicara dengan Kementerian Kesehatan Indonesia terkait isu ini. Namun, juru bicara kedutaan besar AS berkata pihak AS memang sering berkonsultasi dengan pemerintah.

Indonesia yang memiliki lebih dari 200 juta penduduk masih tak mencatat adanya Virus Corona, berbeda dari Malaysia dan Singapura. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto berkata ini adalah berkat doa dari masyarakat.

Terawan pun tidak terima ketika ada profesor dari Universitas Harvard atau pihak lain yang meragukan mengapa tak ada kasus Virus Corona di Indonesia.

"Kalau tidak transparan tidak mungkin setiap anu saya hadapi. Gimana mungkin wajah saya mau menunjukkan tidak transparan. Saya transparan," ujarnya. 

Lalu bagaimana sebetulnya kesiapan Indonesia melawan Virus Corona? Berikut kata pakar kesehatan.

Pakar Kesehatan: Hanya Satu Rumah Sakit di Indonesia yang Siap Tangani Virus Corona

Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Rapat membahas polemik kenaikan iuran BPJS Kesehatan. (Liputan6.com/JohanTallo)
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto saat rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/11/2019). Rapat membahas polemik kenaikan iuran BPJS Kesehatan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Sejumlah negara di berbagai belahan dunia, mulai meningkatkan statusnya menjadi siaga terkait penyebaran virus corona. Kendati demikian, rata-rata rumah sakit di Indonesia dinilai belum siap dalam menangani kasus virus mematikan tersebut.

Hal itu disampaikan langsung Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia, Hermawan Saputra ketika menjadi pembicara dalam diskusi 'Mengukur Efek Corona: Siapkah Kita?' di Hotel Ibis Tamarin, Jakarta Pusat, Sabtu (29/2/2020).

"Kami harus mengakui, rata-rata rumah sakit di sini (Indonesia). Mohon maaf saja, belum betul-betul siap untuk ruang isolasi untuk kasus yang mematikan seperti ini (virus corona)," katanya.

Sejauh ini, Hermawan menganggap, secara kelengkapan fasilitas hanya Rumah Sakit Pemerintah Pusat di bawah naungan Kemenkes saja yang siap menangani kasus virus corona.

"Kalau pun kita akui, baru di Rumah Sakit Pemerintah Pusat yang dimiliki langsung di bawah kemenkes ini yang sudah siap," ujarnya.

Perbandingan dengan China

Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)
Petugas medis dari Provinsi Jiangsu bekerja di sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Para tenaga medis dari seluruh China telah mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit tersebut. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Lebih lanjut, Hermawan membandingkan kesiapan infrastruktur yang dilakukan pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dengan Republik Indonesia.

"Bayangkan kalau ini terjadi di Bali. Pulau ini tidak hanya banyak perjalanan internasional, tapi juga nasional. Kalau kita mengakses ke wilayah Indonesia bagian timur, pasti kita melewati sana, baik laut maupun udara," jelasnya.

"Artinya, kesiapan infrastruktur ini, apakah kita bisa melakukan hal yang dilakukan China. Menyulap rumah sakit infeksi yang lengkap hanya dengan sepuluh hari?," tambahnya.

Dalam menghadapi isu-isu yang beredar seputar kasus corona, Hermawan berharap agar masyarakat tetap tenang namun waspada terhadap kesehatan diri sendiri.

"Ini tantangan kita, kita tidak perlu panik, tapi waspada itu sangat penting," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Sumber : https://ift.tt/2VxwFS3

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendaftar Membludak, Prodi Pendidikan Dokter Masih Menjadi Favorit

JawaPos.com – Calon mahasiswa yang tidak diterima dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 mengalihkan pilihannya untuk belajar ke kampus swasta. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendaftar di perguruan tinggi swasta (PTS) dibanyak tempat. Seperti yang terjadi di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Sejak minggu lalu, antrian pendaftar yang ingin masuk kampus yang berada di Jalan Sutorejo 59 cukup banyak. Mereka rata-rata adalah calon mahasiswa yang gagal lolos di jalur SBMPTN. Kepala Lembaga Informasi dan Penerimaan Mahasiswa Baru (LIPMB) UM Surabaya Radius Setiyawan mengungkapkan setelah pengumuman jalur SBMPTN, jumlah pendaftar semakin tinggi. Hal tersebut membuat layanan penerimaan calon mahasiswa baru dalam 1 bulan kedepan akan buka setiap hari. Dari pukul 09.00 pagi sampai 15.00 sore. Pendaftaran bisa dilakukan dari rumah maupun langsung datang ke kampus. “Terhitung dari minggu lalu setelah pengumuman SBMPTN terjadi peningkatan pendaftar 5 ...

FOTO: Voli Putri Indonesia Takluk dari Vietnam

Pevoli putri Indonesia berusaha mengembalikan bola saat bertanding melawan Vitenam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Vietnam berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Indonesia pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia Amalia Fajrina Nabila melepas bola ke tim voli Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com...

Bohemian Rhapsody, Kesepian Kronis Freddie Mercury

Liputan6.com, Jakarta Bohemian Rhapsody , salah satu lagu ikonis dalam industri musik, ternyata awalnya tidak disambut dengan hangat. Pihak label merasa lagu yang berdurasi enam menit ini, terlalu panjang untuk dijadikan sebuah single utama. Queen yang mencipatakan lagu eksperimental ini dengan sepenuh jiwa, memberontak. Freddie Mercury (Rami Malek) dkk telah mengambil keputusan bahwa Bohemian Rhapsody akan menjadi single utama album baru mereka, A Night at the Opera . Tak ada tawar menawar, ini adalah keputusan absolut. Queen lantas keluar dari label, dan berusaha mempromosikan lagu ini sendiri. Hanya saja, para pengamat musik merasa satu suara tentang lagu ini. Bohemian Rhapsody dinilai merupakan lagu yang kacau dan berantakan. Nyatanya, lagu ini menjadi hit, dan popularitasnya meroket. Kepingan sejarah perjalanan Queen ini, diselipkan dalam film Bohemian Rhapsody . Mulai dari saat mereka masih menyandang nama ‘Smile’ dan bermain di klub kecil, hingga penampilan akbar mereka di...