Langsung ke konten utama

Siapa Bilang Ajak Anak Naik Gunung Bareng Backpacker itu Sulit?

JawaPos.com - Siapa bilang ngajak anak untuk camping atau bahkan naik gunung itu sulit? Yup, memiliki anak bukanlah halangan bagi para orang tua untuk tetap berkumpul dan mendirikan tenda bareng para backpacker lainnya. Bahkan, kecintaan terhadap alam bisa ditularkan sejak dini yang melatih kepekaan dan kasih terhadap sekitarnya.

“Tidak ada yang sulit sebenarnya, karena anak itu fisiknya sudah terlatih. Kalau orang tua bilang jangan atau takut pasti anak akan seperti itu (takut), tapi kalau bilang ayo, anaknya akan ikut. Tentu dengan pengetahuan yang mumpuni,” ujar Yohanes, seorang backpacker dari Regional Jogjakarta saat mengikuti Gathering Nasional (Gatnas) Backpacker Indonesia (BPI) ke IV di Bumi Perkemahan Ragunan, 30-31 Maret 2019.

Ketika memutuskan mengajak anak ke berkemah atau naik gunung, sebagai orang tua pasti sudah tahu batasan fisik dan kesehatan sang anak. Bahkan, tanpa disadari, cara bermain anak sehari-hari saja itu sudah menjadi latihan fisik yang cukup ketika ingin naik gunung.

Kalau ditanya lebih repot membawa anak berkemah atau naik gunung, Yohanes mengakui itu sangat manusiawi. Misalnya, saat membawa anak pergi ke gunung tapi ia tidak terbiasan buang air kecil di alam terbuka. Nah, sebagai orang tua bujukan yang bisa dilakukan yang lewat pengertian dan mainan atau video. Dan perlu diingat, 

“Setelah kesehatan dan fisik anak, si orang tua harus paham bagaimana kondisi gunung. Dan mereka yang paling tahun tentang anaknya. Sejauh ini anak-naka sangat menyukai alam terbuka,” sambungnya.

Sementara Indy, seorang Backpacker Indonesia (BPI) Jabodetabek, pun pernah membawa anaknya yang berusia 2,5 tahun naik gunung. “Waktu itu sih cuma ke gunung Bunder. Tapi tetap saja mengenalkan anak pada alam,” ujar Indy di acara yang sama.

Indy memang berkomitmen ingin mengenalkan alam pada anaknya sejak dini. Namun, disamping pertimbangan fisik dan kesehatan si anak, ia memastikan kalau anaknya sudah bisa diajak berkomunikasi dengan baik.

Dalam arti, sang anak mampu mengutarakan apa yang ia rasakan selama perjalanan hingga ke gunung. “Kalau dia sudah bisa bicara dengan jelas, ketka rewel maka kami bisa tahu apa diinginkannya, apakah laper atau kedinginan,” tukasnya.

Kalau urusan makanan, memang harus dipersiapkan secara khusus. Apalagi untuk anak di bawah lima tahun seperti bubur sop. Tentunya siapkan sepatu dan baju hangat yang membuat si anak tetap nyaman bergerak.

Temu Kangen yang menjunjung Budaya Indonesia Ala Backpacker

Gathering Nasional (Gatnas) Backpacker Indonesia (BPI) ke IV bukan hanya sekadar temu kangen dan berbagi cerita perjalanan bareng backpacker. Acara yang diadakan di Bumi Perkemahan Ragunan itu membawa pesan keberagaman budaya dari masing-masing daerah.

“Tujuan utama kami memang kumpul bareng lagi sesama backpacker. Tapi sesuai tema Gatnasnya Cintai Budaya Indonesia, kami juga membawa semangat mengenal nilai budaya daerah masing-masing,” ujar Iman selaku Ketua Pelaksana Gathering Nasional Backpacker Indonesia ke IV pada JawaPos.com, Sabtu (30/3).

Rencananya, akan ada festival budaya. Nantinya, tiap regional Backpacker Indonesia akan mengenalkan ciri khas atau budaya dari daerah.  Sehingga diharapkan, ketika pulang, mereka tak hanya membawa segudang cerita bareng teman-teman backpacker, tapi juga membawa pengetahuan tentang budaya saudaranya yang berasal dari daerah lain atau bahkan seberang pulau.

Selain itu, Gatnas kali ini menghadirkan penulis Irfan Ramdhani, yang juga seorang disabilitas yang tetap mendaki gunung. Iman mengungkapkan, perjalanan dan pengalaman Irfan dianggap bisa jadi motivasi untuk para backpacker. Bagaimana melawan keterbatasan dan menjadikannya sebuah peluang untuk lebih baik.

Gatnas Backpacker Indonesia ke IV diakui memang sangat dirindukan setelah 4 tahun tak diadakan. Terakhir, ungkap Imam, Gatnas diadakan di Semarang tahun 2015. “Syukurnya Gatnas kali ini ada 17 regional dari 24 regional yang hadir dengan 150 peserta. Dan kami harapkan keutuhan ini akan terus berlanjut,” sambung Iman.

Gathering Nasional (Gatnas) Backpacker Indonesia (BPI) ke IV merupakan ajang kumpul tahunan. Kali ini diadakan di Bumi Perkemahan Ragunan dengan BPI Jabodetabek sebagai tuan rumah.

Sumber : https://ift.tt/2K2Bhey

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendaftar Membludak, Prodi Pendidikan Dokter Masih Menjadi Favorit

JawaPos.com – Calon mahasiswa yang tidak diterima dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 mengalihkan pilihannya untuk belajar ke kampus swasta. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendaftar di perguruan tinggi swasta (PTS) dibanyak tempat. Seperti yang terjadi di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Sejak minggu lalu, antrian pendaftar yang ingin masuk kampus yang berada di Jalan Sutorejo 59 cukup banyak. Mereka rata-rata adalah calon mahasiswa yang gagal lolos di jalur SBMPTN. Kepala Lembaga Informasi dan Penerimaan Mahasiswa Baru (LIPMB) UM Surabaya Radius Setiyawan mengungkapkan setelah pengumuman jalur SBMPTN, jumlah pendaftar semakin tinggi. Hal tersebut membuat layanan penerimaan calon mahasiswa baru dalam 1 bulan kedepan akan buka setiap hari. Dari pukul 09.00 pagi sampai 15.00 sore. Pendaftaran bisa dilakukan dari rumah maupun langsung datang ke kampus. “Terhitung dari minggu lalu setelah pengumuman SBMPTN terjadi peningkatan pendaftar 5 ...

FOTO: Voli Putri Indonesia Takluk dari Vietnam

Pevoli putri Indonesia berusaha mengembalikan bola saat bertanding melawan Vitenam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Vietnam berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Indonesia pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia Amalia Fajrina Nabila melepas bola ke tim voli Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com...

Bohemian Rhapsody, Kesepian Kronis Freddie Mercury

Liputan6.com, Jakarta Bohemian Rhapsody , salah satu lagu ikonis dalam industri musik, ternyata awalnya tidak disambut dengan hangat. Pihak label merasa lagu yang berdurasi enam menit ini, terlalu panjang untuk dijadikan sebuah single utama. Queen yang mencipatakan lagu eksperimental ini dengan sepenuh jiwa, memberontak. Freddie Mercury (Rami Malek) dkk telah mengambil keputusan bahwa Bohemian Rhapsody akan menjadi single utama album baru mereka, A Night at the Opera . Tak ada tawar menawar, ini adalah keputusan absolut. Queen lantas keluar dari label, dan berusaha mempromosikan lagu ini sendiri. Hanya saja, para pengamat musik merasa satu suara tentang lagu ini. Bohemian Rhapsody dinilai merupakan lagu yang kacau dan berantakan. Nyatanya, lagu ini menjadi hit, dan popularitasnya meroket. Kepingan sejarah perjalanan Queen ini, diselipkan dalam film Bohemian Rhapsody . Mulai dari saat mereka masih menyandang nama ‘Smile’ dan bermain di klub kecil, hingga penampilan akbar mereka di...