JawaPos.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menilai belakangan ini lembaga perbankan mulai agresif bermain di bisnis perasuransian dengan memanfaatkan data nasabah dalam upaya bersaing dengan perusahaan asuransi yang telah lama beroperasi.
Darmin mengungkapkan, keberadaan perusahaan asuransi yang menjadi anak usaha bank bukan secara kebetulan berdiri, namun pembentukannya untuk mencari dana yang memiliki jangka waktu lebih panjang dari dana simpanan di bank.
"Sekarang ini bank sudah secara cepat masuk ke bisnis asuransi dan berkembang cepat, karena bank mempunyai data yang bagus," kata Darmin dalam acara Indonesia Insurance Innovation 2019 yang digelar ThinknovateComm dan Majalah Gatra, seperti diberitakan Minggu (31/3).
Menurut mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini, perusahaan asuransi yang dimiliki oleh bank terbukti berkembang sangat cepat, seperti perusahaan asuransi yang dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero Tbk), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Dengan demikian, jelas Darmin, perusahan asuransi yang bukan anak usaha sebuah bank dan sudah lama beroperasi diharapkan segera menghimpun data publik melalui kerjasama dengan perusahaan berbasis teknologi informasi. "Perusahaan asuransi tidak bisa melahirkan inovasi, jika tidak ada data," tegasnya.
Lebih lanjut Darmin menyatakan, guna dapat bersaing di industri perasuransian, maka perusahaan asuransi bisa memanfaatkan data-data yang terhimpun di dalam perusahaan teknologi finansial (fintech). "Perlu diingat, mereka itu mempunyai data yang banyak dan bagus. Ada juga data di BI yang tersimpan pada SID (Sistem Informasi Debitur)," ucapnya.
Darmin menegaskan, perkembangan pesat industri fintech karena adanya dukungan big data dengan validitas yang bagus. "Dahulu, ada pencarian data nasabah dengan menanyakan nama asli ibu kandung. Terlihat di SID, banyak nama ibu kandung nasabah bank yang tertera dengan nama Mama," imbuhnya.
Dia berharap, industri asuransi harus segera membentuk big data dan menganalisa data yang bisa dilakukan secara digital. Sehingga, jelas Darmin, upaya penghimpunan data secara cepat tidak perlu lagi dilakukan dengan tatap muka atau dengan mengisi formulir secara manual.
Romys Binekasri
Sumber : https://ift.tt/2K2B9M6
Komentar
Posting Komentar