Langsung ke konten utama

Pemerintah Ingin Beli Kembali Saham, Ini Saran Bos Indosat

Liputan6.com, Jakarta Keinginan pemerintah untuk membeli kembali (buyback) saham di PT Indosat Tbk (ISAT) dinilai belum memiliki waktu yang tepat. Ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan terkait buyback saham perusahaan telekomunikasi ini.

Ini diungkapkan Direktur Utama PT Indosat Tbk Chris Kanter saat dikonfirmasi Liputan6.com, yang telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana, pada Kamis (30/11/2018).

Chris mengaku jika dalam pertemuan tersebut ada beberapa hal yang dilaporkan kepada Presiden. Hal ini mengingat pemerintah masih berstatus pemegang saham Indosat dengan kepemilikan 14,3 persen.

Laporan mulai dari perubahan dalam jajaran manajemen Indosat, rencana bisnis perusahaan di masa depan hingga membahas kemungkinan pembelian kembali saham Indosat oleh pemerintah.

"Jadi saya memberikan update kepada Presiden. Salah satunya yang sudah direncanakan yakni kemungkinan pembelian kembali sebagian saham di Indosat," jelas dia, Jumat (30/11/2018).

Dalam laporannya, dia menyarankan kepada Presiden sebaiknya tak mengambil langkah buyback saham Indosat pada saat ini. Nilai perusahaan sudah turun jauh dibanding saat dibeli Qatar Telecom.

Kalaupun misalkan pemerintah bisa membeli saham dengan nilai yang disetujui oleh Qatar atau di atas pasar, transaksi tersebut berpotensi akan merugikan negara.

"Saya jelaskan bahwa posisi sekarang market cap Indosat yang dulu USD 3,3 miliar, sekarang cuma sekitar USD 1 miliar. Jadi kalau pemerintah membeli dengan harga dasar pemegang saham tidak mau menjual," tutur dia.

Hal lain, kata dia, terkait dengan jumlah pelanggan Indosat di Indonesia merupakan yang terbesar dalam grup 11 perusahaan yang dimiliki Qatar. Jumlahnya mencapai 40 persen dari total seluruh pelanggan di dunia.

Pemegang saham mayoritas Indosat dinilai tak akan bersedia memberikan sahamnya kembali kepada Indonesia dengan kondisi yang ada.

 

 

 

 

 

 

 

 

Indosat Ooredoo bertansformasi dengan nama dan logo baru. (Jeko Iqbal Reza/Liputan6.com)

Chris mengaku telah memfasilitasi pemerintah terkait rencana pembelian saham ini untuk bertemu dengan pemegang saham dari Qatar guna menyampaikan niat buyback Indosat Ooredoo, namun dari pihak Qatar memang tidak memiliki rencana untuk menjual.

"Saya sampai beberapa bulan lalu sudah antar Menteri BUMN dan juga upaya ke Doha," jelasnya. 

Bahkan sebaliknya saat ini investor justru menyetujui rencana perusahaan untuk meningkatkan nilai belanja modal secara masif agar bisa berkembang lebih cepat dan menghadapi persaingan bisnis.

Sebagai informasi, Indonesia menjual 41,94 persen saham Indosat kepada Singapore Technologies Telemedia Pte. Ltd. (STT) dengan harga USD 627 juta pada 2002. Usai itu, STT melepas kepemilikannya ke ke Qatar Telecom (sekarang Ooredoo).

 

Sumber : https://ift.tt/2Q4JOAv

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendaftar Membludak, Prodi Pendidikan Dokter Masih Menjadi Favorit

JawaPos.com – Calon mahasiswa yang tidak diterima dalam Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2020 mengalihkan pilihannya untuk belajar ke kampus swasta. Ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pendaftar di perguruan tinggi swasta (PTS) dibanyak tempat. Seperti yang terjadi di Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Sejak minggu lalu, antrian pendaftar yang ingin masuk kampus yang berada di Jalan Sutorejo 59 cukup banyak. Mereka rata-rata adalah calon mahasiswa yang gagal lolos di jalur SBMPTN. Kepala Lembaga Informasi dan Penerimaan Mahasiswa Baru (LIPMB) UM Surabaya Radius Setiyawan mengungkapkan setelah pengumuman jalur SBMPTN, jumlah pendaftar semakin tinggi. Hal tersebut membuat layanan penerimaan calon mahasiswa baru dalam 1 bulan kedepan akan buka setiap hari. Dari pukul 09.00 pagi sampai 15.00 sore. Pendaftaran bisa dilakukan dari rumah maupun langsung datang ke kampus. “Terhitung dari minggu lalu setelah pengumuman SBMPTN terjadi peningkatan pendaftar 5 ...

FOTO: Voli Putri Indonesia Takluk dari Vietnam

Pevoli putri Indonesia berusaha mengembalikan bola saat bertanding melawan Vitenam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Vietnam berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Indonesia pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia Amalia Fajrina Nabila melepas bola ke tim voli Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com/Imam Buhori) Pevoli putri Indonesia berusaha mengumpan bola saat bertanding melawan Vietnam pada pertandingan babak semifinal peringkat 5-8 voli putri Asian Games 2018 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Jumat (31/8). Indonesia kalah 1-3. (Merdeka.com...

Bohemian Rhapsody, Kesepian Kronis Freddie Mercury

Liputan6.com, Jakarta Bohemian Rhapsody , salah satu lagu ikonis dalam industri musik, ternyata awalnya tidak disambut dengan hangat. Pihak label merasa lagu yang berdurasi enam menit ini, terlalu panjang untuk dijadikan sebuah single utama. Queen yang mencipatakan lagu eksperimental ini dengan sepenuh jiwa, memberontak. Freddie Mercury (Rami Malek) dkk telah mengambil keputusan bahwa Bohemian Rhapsody akan menjadi single utama album baru mereka, A Night at the Opera . Tak ada tawar menawar, ini adalah keputusan absolut. Queen lantas keluar dari label, dan berusaha mempromosikan lagu ini sendiri. Hanya saja, para pengamat musik merasa satu suara tentang lagu ini. Bohemian Rhapsody dinilai merupakan lagu yang kacau dan berantakan. Nyatanya, lagu ini menjadi hit, dan popularitasnya meroket. Kepingan sejarah perjalanan Queen ini, diselipkan dalam film Bohemian Rhapsody . Mulai dari saat mereka masih menyandang nama ‘Smile’ dan bermain di klub kecil, hingga penampilan akbar mereka di...